Saturday 19 September 2015

REAKSI-REAKSI ANION


ANALISA ANION
1.      ION KARBONAT (CO32-)
a.       Sifat-sifat ion
1)      Kelarutan semua karbonat normal
2)      Karbonat dari logam-logam alkali dan amonium tidak larut dalam air
3)      Karbonat alkali dapat larut di dalam air karena pendidihan
4)      Hidrogen karbonat dari kalsium, strontium, barium, magnesium dan mungkin dari besi ada dalam larutan air
5)      Hidrogen karbonat dari logam-logam alkali larut dalam air, tetapi kurang larut dibanding karbonat normal umumnya

b.      Analisis kualitatif
1)      Asam klorida (HCl) encer
            Reaksi dengan HCl encer terjadi penguraian dengan berbuih karena menghasilkan gas karbondioksida
CO32-(g) + 2H+(g) à CO2(g)↑ + H2O(l)
            Gas ini dapat diidentifikasi dari sifatnya yang mengeruhkan air kapur atau air burit :
CO2 (g) + Ca2+(s) + 2OH-(g) à CaCO3 (s)↓+ H2O(l)
            Uji air kapur dilakukan dengan cara zat padat dimasukkan kedalam tabung uji atau labu suling kecil, asam klorida encer ditambahkan dan tabung ditutup dengan gabus. Gas yang dilepaskan( mungkin perlu pemanasan) dialirkan kedalam air kapur yang terdapat dalam tabung uji, kekeruhan yang dihasilkan menunjukkan adanya karbonat. Kekurahan itu perlahan-lahan hilang akibat terbentuknya suatu hidrogen karbonat yang larut:
CaCO3(s)↓ + CO2(g) + H2O(l) à Ca2+(s) + 2HCO3-(g)
                Setiap asam, yang lebih kuat daripada asam karbonat (K1 = 4,31x10-7) akan mendesaknya, terutama pada pemanasan. Bahkan asam asetat sekalipun (K = 1,76x10-5) akan menguraikan karbonat.


2)      Larutan barium klorida atau kalsium klorida
CO32-(g) + Ba2+(s) à BaCO3(s)
CO32-(g) + Ca2+(s) à CaCO3(s)
            Hanya karbonat-karbonat normal yang bereaksi, hidrogen karbonat tidak bereaksi. Endapan larut dalam asam mineral dan asam karbonat:
              BaCO3(s) + 2H+(g) à Ba2+(s) + CO2(g) ↑ + H2O(l)
BaCO3(s) + CO2(g) + H2O(l) à Ba2+(s) +  2HCO3-(g)

3)      Larutan perak nitrat
CO32- + 2Ag+ à Ag2CO↓
Endapan larut dalam asam nitrat dan dalam amonia:
Ag2CO3 + 2H+ +CO2↑ + H2O
AgCO3 + 4NH3 à 2[Ag(NH3)2]+ + CO32-
Endapan menjadi kuning atau coklat dengan penambahan reagensia yang berlebihan, karena terbentuknya perak oksida, hal yang sama terjadi jika campuran didihkan:
Ag2CO3à Ag2O ↓ + CO2
c.       Kesimpulan hasil analisis
1)      Jika ditambahkan asam klorida encer menghasilkan gas karbondioksida yang dapat diidentifikasi dengan mengalirkan pada air kapur atau perak nitrat
2)      gas tidak berwarna dan tidak berbau
3)      Ketika ditambah dengan reagen berlebih endapan berubah menjadi kuning, karena terbentuknya perak oksida :
Ag2CO3à Ag2O ↓ + CO2

2.      ION SULFIT (SO32-)
a.       Sifat-sifat Ion
1)      Hanya sulfit dari logam alkali dan dari amonium yang dapat larut dalam air
2)      Sulfit dari logam lainnya larut sangat sedikit atau tidak larut
3)      Hidrogen sulfit dari logam alkali larut dalam air
4)      Hidrogen sulfit dari logam alkali tanah hanya dikenal dalam larutan
b.      Analisis Kualitatif
1)      Asam klorida encer atau asam sulfat encer
Terjadi penguraian lebih cepat melalui pemanasan dan disertai pelepasan belerang dioksida
SO32- + 2H+ àSO2 ↑ + H2O
Gas ini dapat diidentifikasi dari bau belerang terbakar yang menyesakkan nafas, dari pewarnaan hijau yang disebabkan oleh pembentukan ion-ion kromium(III) yang dihasilkan bila sehelai kertas saring yang dibasahi dengan larutan kalium dikromat yang telah diasamkan kemudian dipegang diatas mulut tabung uji.
3SO2 + Cr2O72- + 2H+ à2Cr3+ + 3SO42- + 8H+
2)      Larutan barium klorida atau strontium klorida
Endapan putih barium atau strontium sulfit:
SO32- + Ba2+ àBaSO3
Endapan larut dalam asam klorida encer, dan dilepaskan belerang dioksida :
BaSO3 ↓+ 2H+à Ba2+ + SO2 ↑ + H2O
Setelah didiamkan, endapan perlahan-lahan teroksidasi menjadi sulfat dan menjadi tak larut dalam asam mineral encer, perubahan ini dapat dihasilkan dengan cepat dengan memanaskan air brom atau sedikit asam nitrat pekat atau dengan hidrogen peroksida
2BaSO3↓  + O2            à2BaSO4
BaSO3 ↓ + Br2 + H2O àBaSO4↓ + 2Br- + 2H+
3BaSO3 ↓ + 2HNO3 -    à3BaSO4↓ + 2NO↑ + H2O
BaSO3 ↓ + H2O2              àBaSO4 ↓+ H2O
Kelarutan pada 180 dari sulfit, kalsium, strontium, dan barium, masing-masing adalah 1,25 g/lt, 0,033g/lt, 0,022 g/lt.
3)      Larutan perak nitrat
Pada pembentukan ion-ion sulfitoargentat, tidak terjadi perubahan yang terlihat
SO32- + Ag+ à [Ag2SO3]-                              
Setlah ditambahkan lebih banyak reagensia, terbentuk endapan kristalin putih yaitu perak sulfit :
[Ag2SO3]- + Ag+à Ag2SO3
Endapan akan larut jika ditambahkan banyak ion sulfit :
Ag2SO3↓ + SO32- à2[AgSO3]-
Setelah larutan garam kompleks dididihkan, maka perak logam yang berwarna abu-abu mengendap :
2[AgSO3]- à 2Ag↓ + SO42- + SO2
c.       Kesimpulan hasil analisis
Gas SO2- dibuktikan dengan :
1)      Dengan menambahkan reagensia lebih banyak maka akan terbentuk endapan kristalin, perak sulfit
[Ag2SO3]- + Ag+à Ag2SO3
2)      Dari bau belerang terbakar
3)      Kertas saring yang berubah warna menjadi hijau, yang disebabkan oleh perubahan ion-ion kromium (III) yang dihasilkan bila sehelai kertas saring dibasahi dengan larutan KCr2O72- yang telah diasamkan, dengan cara diletakkan diatas mulut tabung reaksi :
3SO2 + Cr2O72- + 2H+ à2Cr3+ + 3SO42- + 8H+
4)      Sulfit dengan HCl encer dapat memberikan gas belerang dioksida yang dapat diidentifikasi dengan mengalirkan gas tersebut pada larutan dikromat atau barium klorida akan menghasilkan bau yang menyengat.

3.      ION NITRIT (NO2-)
a.       Sifat-sifat ion
1)      Perak nitrit larut sangat sedikit dalam air
2)      Semua nitrit lainnya larut dalam air
3)      Perak nitrit hanya larut sebagian
4)      Nitrit bersifat oksidator dan reduktor.
b.      Analisis kualitatif
Uji adanya ion nitrit didasrkan atas kemampuannya sebagai bahan pengoksidasi. Larutan uji harus dibuat sedikit bersuasana asam dengan menambahkan asam sulfat/asam asetat.
1)      Asam klorida encer
Dengan menambahkan HCl kepada suatu nitrit dalam keadaan dingin, dihasilkan cairan berwarna biru pucat yang tidak tetap (transien), karena adanya asam nitrit bebas HNO2 atau anhidridanya N2O3 dan dilepaskan uap nitrogen dioksida berwarna coklat, uap sebagian besar terjadi karena reaksi antara senyawa nitrogen oksida dengan oksigen dari udara.
NO2- + H+ à HNO2
(2HNO2 à H2O + N2O3)
3HNO2 à HNO3 + 2NO↑ + H2O
2NO↑ + O2à 2NO2
2)      Larutan besi (II) sulfat
Terbentuk cincin coklat pada perbatasan antara kedua cairan itu yang ditimbulkan oleh senyawa [Fe,NO]SO4
NO2- + CH3COOH à HNO2 + CH3COO-
3HNO2 à H2O + HNO3 + 2NO↑
Fe2+ + SO42- + NO↑ à [Fe,NO]SO4
Iodida, bromida, ion-ion berwarna, dan anion yang memberi senyawa-senyawa berwarna dengan ion besi(II) tidak boleh ada, karena mereka adalah ion pengganggu dalam uji identifikasi ini.
3)      Amonium klorida
Nitrit terurai bila dididihkan dalam larutan garam Ammonium:
NO2-  +  NH4+  →  N2↑ +  2H2O
4)      Larutan perak nitrat
Terdapat endapan kristalin putih perak nitrit dari larutan yang pekat
NO2- + Ag+à AgNO2
c.       Kesimpulan hasil analisis
1)      Dengan menambahkan HCl kepada suatu nitrit dalam keadaan dingin, dihasilkan cairan berwarna biru pucat yang tidak tetap
2)      Terbentuknya cincin coklat menandakan bahwa didalam sampel terdapat ion nitrit
3)      Nitrit akan terurai jika dididihkan dalam larutan garam Ammonium
4)      Terdapat endapan kristalin putih perak nitrit




2 comments: