MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
SEKTOR LOGAM MESIN
SUB SEKTOR TEKNOLOGI MEKANIK
MENGUKUR DENGAN
MENGGUNAKAN ALAT
UKUR
LOG.OO02.005.01
|
BUKU INFORMASI
DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.51 Lt.7.B Jakarta Selatan
|
DAFTAR ISI
Daftar Isi..................................................................................................................................... HAL
BAB I PENGANTAR ............................................................................................................ 3
1.1.
Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi ...................................... 3
1.2.
Penjelasan Modul......................................................................................... 3
1.3.
Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC)..................................................... 5
1.4.
Pengertian-pengertian Istilah...................................................................... 5
BAB II STANDAR KOMPETENSI....................................................................................... 7
2.1.
Peta Paket Pelatihan ................................................................................... 7
2.2.
Pengertian Unit Standar ............................................................................. 7
2.3.
Unit Kompetensi yang Dipelajari ............................................................... 7
2.3.1. Judul
Unit .................................................................................... 8
2.3.2. Kode Unit
..................................................................................... 8
2.3.3. Deskripsi
Unit .............................................................................. 8
2.3.4. Elemen Kompetensi
................................................................... 8
2.3.5. Kriteria
Unjuk Kerja .................................................................... 9
2.3.6. Batasan
Variabel ........................................................................ 9
2.3.7. Panduan
Penilaian .................................................................... 10
2.3.8. Kompetensi
Kunci ...................................................................... 12
BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN .............................................................. 13
3.1.
Strategi Pelatihan ...................................................................................... 13
3.2.
Metode Pelatihan ...................................................................................... 14
BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI ................................................................................. 15
BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
5.1.
Sumber Daya Manusia ............................................................................. 48
5.2.
Sumber-sumber Perpustakaan ............................................................... 49
5.3.
Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan ....................................................... 59
BAB I
PENGANTAR
1.1.
Konsep
Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi
·
Apakah pelatihan
berdasarkan kompetensi?
Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat
melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh Kriteria Unjuk Kerja.
·
Apakah
artinya menjadi kompeten ditempat kerja?
Jika anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, anda memiliki seluruh
keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif
ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui.
1.2. Desain Modul
Modul ini
didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual/mandiri
:
·
Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan
oleh seorang pelatih.
·
Pelatihan individual/mandiri adalah pelatihan yang
dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang
diperlukan dengan bantuan dari pelatih.
1.2.1. Isi
Modul
a. Buku Informasi
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta
pelatihan.
b. Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap
pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan
Individual / mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi :
Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari
dan memahami informasi.
·
Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor
pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
·
Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta
pelatihan dalam melaksanakan praktik kerja.
c. Buku
Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan
tanggapan peserta pelatihan pada Buku
Kerja dan berisi :
·
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan
sebagai pernyataan keterampilan.
·
Metode-metode
yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan.
·
Sumber-sumber
yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan.
·
Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada
Buku Kerja.
·
Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan
praktik.
·
Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
1.2.2. Pelaksanaan
Modul
Pada pelatihan
klasikal, pelatih akan :
·
Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta
pelatihan sebagai sumber pelatihan.
·
Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta
pelatihan.
·
Menggunakan
Buku Informasi sebagai sumber utama
dalam penyelenggaraan pelatihan.
·
Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban /
tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja.
Pada Pelatihan
individual / mandiri, peserta pelatihan akan :
·
Menggunakan
Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan.
·
Menyelesaikan
setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja.
·
Memberikan jawaban pada Buku Kerja.
·
Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja.
·
Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh
pelatih.
1.3.
Pengakuan
Kompetensi Terkini (RCC)
·
Apakah
Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency).
Jika
anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen
unit kompetensi tertentu, anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini
(RCC). Berarti anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali.
·
Anda mungkin sudah memiliki
pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah
- Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan keterampilan yang sama atau
- Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau
- Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama.
1.4.
Pengertian-pengertian
Istilah
Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan
serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses
pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan
kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.
Standardisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu
standar tertentu.
Penilaian / Uji Kompetensi
Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui
perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta
keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan
bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.
Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu
kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta
lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada
kompetensi yang dipelajari.
Kompetensi
Kompetensi
adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap, pengetahuan dan
keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut ditempat kerja untuk mwncapai
unjuk kerja yang ditetapkan.
Standar Kompetensi
Standar
kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil serta
memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen
kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti.
Sertifikat Kompetensi
Adalah
pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang
yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi.
Sertifikasi Kompetensi
Adalah proses
penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji kompetensi.
BAB II
STANDAR
KOMPETENSI
2.1.
Peta
Paket Pelatihan
Modul yang sedang anda pelajari ini adalah untuk mencapai satu unit
kompetensi, yang termasuk dalam satu paket pelatihan, yang terdiri atas
unit-unit kompetensi berikut:
2.1.1. Melakukan Komunikasi Kerja Timbal-balik (LOG.OO.01.001.01)
2.1.2. Menerapkan Prinsip-Prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Lingkungan Kerja (LOG.OO.01.002.01)
2.1.3. Menerapkan Prosedur-prosedur Mutu
(LOG.OO.01.003.01)
2.1.4. Merencanakan Tugas Rutin (LOG.OO.01.004.01)
2.1.5. Melakukan Pekerjaan yang Membutuhkan Kerjasama Tim
(LOG.OO.02.003.01)
2.1.6. Menulis Laporan (LOG.OO.02.009.01)
2.1.7. Penggunaan peralatan pembandingan dan/atau
alat ukur dasar (LOG.OO12.001.01)
2.1.8. Mengukur
dengan mengunakan alat ukur ( LOG. OO02. 005. 01 )
2.1.9. Menggunakan Perkakas Tangan (LOG.OO18.001.01)
2.1.10. Membaca gambar teknik (LOG.OO09.002.01)
2.1.11. Melakukan Pemeliharaan Mesin dan Peralatan
Operasional (LOG.OO07.001.01)
2.1.12. Melakukan Pembentukan/Perencanaan/Penetapan Operasi yang
Cermat/Presisi (LOG.OO07.002.01)
2.1.13. Mengoperasikan dengan Mesin Umum
(LOG.OO07.005.01)
2.1.14. Melakukan Pekerjaan Dengan mesin bubut (LOG.OO07.006.01)
2.1.15. Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Frais (LOG.OO07.007.01)
2.2.
Pengertian
Unit Standar Kompetensi
Apakah Standar Kompetensi?
Setiap Standar Kompetensi menentukan :
a.
Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
mencapai kompetensi.
b.
Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan
kompetensi.
c.
Kondisi
dimana kompetensi dicapai.
Apa yang
akan Anda pelajari dari Unit Kompetensi ini?
Anda akan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan dipersyaratkan untuk
“Menulis/membuat laporan”.
Berapa
lama Unit Kompetensi ini dapat diselesaikan?
Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian
kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan
waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam keterampilan tertentu.
Berapa
banyak/kesempatan yang Anda miliki untuk mencapai kompetensi?
Jika Anda belum mencapai kompetensi pada
usaha/kesempatan pertama, Pelatih Anda akan mengatur rencana pelatihan dengan
Anda. Rencana ini akan memberikan Anda kesempatan kembali untuk meningkatkan
level kompetensi Anda sesuai dengan level yang diperlukan.
Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.
2.3.
Unit
Kompetensi yang Dipelajari
Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi
peserta pelatihan untuk dapat :
· mengidentifikasikan
apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.
·
memeriksa
kemajuan peserta pelatihan.
·
menyakinkan
bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan criteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan
penilaian.
KODE UNIT
|
:
|
LOG.OO02.005.01
|
JUDUL UNIT
|
:
|
Mengukur Dengan Menggunakan Alat Ukurith
|
DESKRIPSI
UNIT
|
:
|
Unit ini menggambarkan penggunaan alat ukur
berskala, mulai dari pemilihan/penyeleksian alat ukur yang tepat, teknik
pengukuran yang tepat dan akurat serta pemeliharaan dan penyetelan alat ukur.
|
Bidang : Inti
Bobot Unit : 2
Unit Prasyarat :
Menggunakan
peralatan pembandingan dan/atau alat ukur
dasar ( LOG.OO12.001.01 )
ELEMEN
KOMPETENSI
|
KRITERIA
UNJUK KERJA
|
01 Menggunakan bermacam-macam alat pengukur
untuk mengukur/menentukan dimensi atau variabel
|
1.1 Menyeleksi alat atau perlengkapan agar mencapai hasil
yang dibutuhkan.
1.2 Digunakan teknik
pengukuran yang tepat dan benar
1.3 Mengukur secara akurat terhadap
instrumen yang berukuran paling baik.
|
02. Memelihara
alat-alat pengukur
|
2.1 Perawatan rutin dan penyimpanan alat yang menjadi tanggung jawab spesifikasi pemilik
manufaktur atau prosedur opetasi (kerja) yang terstandar (SOP).
2.2 Memeriksa
dan melakukan penyetelan
rutin terhadap alat-alat
misalnya “menyetel ke titik nol”.
|
BATASAN
VARIABEL
Pekerjaan yang dilakukan secara otonom maupun merupakan
bagian dari lingkungan tim. Pekerjaan yang dilakukan di lapangan, bengkel,
tempat kerja. Unit ini meliputi keterampilan mengukur yang membutuhkan aplikasi
langsung dari alat pengukur dan mungkin memanfaatkan pengujian alat pengukur
secara luas. Contoh mungkin termasuk
pengukuran dengan menggunakan seksta, alat pengukur celah, mikrometer,
indikator penunjuk, thermometer, dan alat-alat ukur yang semacamnya. Ukuran yang dilakukan bisa termasuk: panjang,
persegi, bidang datar, sudut, jarak ruangan atau setiap ukuran lainnya yang
dapat di baca dengan analog, digital atau alat ukur teruji lainnya. Alat-alat elektronik/listrik yang digunakan
adalah yang tidak membutuhkan sambungan atau pemutusan aliran listrik. Ukuran bisa meliputi ukuran metrik dan imperial. Semua ukuran dilakukan sesuai prosedur kerja
baku. Penyetelan alat pengukur adalah
melalui cara eksternal dan termasuk penyetelan angka nol dan linear. Untuk penggunaan langsung dari alat
pembanding atau pengukuran dasar lihat Unit LOG.OO12.001.01 (Menggunakan
peralatan pembandingan dan/atau alat ukur dasar) harus dicapai.
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks
Penilaian
Unit ini harus dinilai di dalam
pekerjaan. Kompetensi yang dicakup dalam
unit ini akan
didemonstrasikan oleh individu yang
bekerja sendiri maupun sebagai bagian dari suatu tim. Lingkungan penilaian sebaiknya tidak
merugikan calon (siswa yang akan dinilai).
2. Kondisi Penilaian
Calon (siswa yang akan dinilai) akan
diperlengkapi dengan semua perkakas, perlengkapan, materi dan dokumen yang
dibutuhkan. Calon (siswa yang akan dinilai) diperkenankan melihat
dokumen-dokumen berikut ini:
2.1
Setiap prosedur di tempat kerja yang relevan.
2.2
Setiap spesifikasi produk dan manufaktur yang relevan.
2.3
Setiap kode, standar, manual dan materi
referensi yang relevan.
2.4
Calon (siswa yang akan dinilai) akan diminta untuk:
2.4.1
Secara lisan, ataupun dengan metode komunikasi lainnya, menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh penilai.
2.4.2
Mengidentifikasi rekan sejawat yang dapat didekati untuk
pengumpulan bukti kompetensi bila sesuai.
2.4.3
Menyampaikan bukti pernyataan untuk setiap pelatihan di luar
pekerjaan berkenaan dengan unit ini, penilai harus meyakinkan bahwa calon
(siswa yang akan dinilai) dapat melakukan semua elemen dari unit tersebut
secara kompeten dan konsisten sebagaimana ditentukan dalam kriteria, termasuk
pengetahuan yang dibutuhkan.
3. Aspek kritis
Unit ini dapat dinilai bersamaan
dengan setiap unit lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan individu maupun
unit lain yang memerlukan latihan keterampilan dan pengetahuan yang tercakup
dalam unit ini. Kompetensi dalam unit ini tidak dapat diminta hingga semua
prasyarat telah dipenuhi.
4. Catatan
khusus
Selama
penilaian setiap individu akan:
4.1 mendemonstrasikan praktek kerja yang aman
di setiap waktu.
4.2 mengkomunikasikan informasi tentang proses,
peristiwa maupun tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab untuk memastikan
lingkungan kerja yang aman dan efisien.
4.3 bertanggung jawab atas kualitas pekerjaan mereka sendiri.
4.4 merencanakan tugas-tugas dalam segala situasi dan meninjau
kembali persyaratan tugas sebagaimana mestinya
4.5 melakukan semua tugas menurut prosedur operasi (kerja) yang
terstandar (SOP)
4.6 melakukan semua tugas sesuai spesifikasi.
4.7 menggunakan teknik-teknik mesin, praktek, proses dan prosedur di
tempat kerja yang dapat diterima, tugas-tugas terkait akan diselesaikan dalam
kerangka waktu yang layak sehubungan dengan aktivitas di tempat kerja yang khas.
5. Pedoman penilaian
5.1 Amati bahwa semua alat pengukur ditangani dan disimpan menurut spesifikasi pemilik manufaktur atau prosedur operasi (kerja) yang terstandar (SOP)
5.2 Pastikan bahwa prosedur untuk menangani dan menyimpan bermacam-macam alat pengukur dapat diberikan. Akibat dari penggunaan yang tidak sesuai, penanganan dan/atau penyimpanan atas keakuratan alat pengukur dapat diijelaskan.
5.3 Amati bahwa semua alat pengukur dicek ke titik nol sebelum penggunaan menurut prosedur kerja baku. Bilamana sesuai, penyetelan rutin dilakukan untuk mengukur alat-alat menurut prosedur operasi (kerja) yang terstandar (SOP).
5.4 Pastikan bahwa penyetelan rutin yang dapat dilakukan terhadap bermacam-macam alat pengukur dapat diidentifikasi. Prosedur untuk menyetel dan penyetelan ke titik nol untuk bermacam-macam alat pengukur dapat diberikan. Prosedur untuk pengecekan bermacam-macam alat pengukur untuk cara kerja yang benar dan akurat dapat diberikan.
KOMPETENSI
KUNCI
NO
|
KOMPETENSI
KUNCI DALAM UNIT INI
|
TINGKAT
|
1.
|
Mengumpulkan,
mengorganisir dan menganalisa informasi
|
2
|
2.
|
Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi
|
1
|
3.
|
Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas
|
2
|
4.
|
Bekerja dengan orang lain dan kelompok
|
1
|
5.
|
Menggunakan ide-ide dan teknik matematika
|
2
|
6.
|
Memecahkan
masalah
|
2
|
7.
|
Menggunakan
teknologi
|
2
|
BAB III
STRATEGI DAN
METODE PELATIHAN
3.1.
Strategi
Pelatihan
Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang
sedang “diajarkan” di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung
jawab terhadap belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan
belajar Anda dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai
dengan rencana yang telah dibuat.
Persiapan/perencanaan
a.
Membaca
bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan
mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda.
b.
Membuat
catatan terhadap apa yang telah dibaca.
c.
Memikirkan
bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman
yang telah anda miliki.
d.
Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan
keterampilan Anda.
Permulaan
dari proses pembelajaran
a.
Mencoba
mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap
belajar.
b.
Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat
menggabungkan pengetahuan Anda.
Pengamatan
terhadap tugas praktik
a.
Mengamati
keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau orang yang telah
berpengalaman lainnya.
b.
Mengajukan
pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda temukan.
Implementasi
a.
Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b.
Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan
praktik.
c.
Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh.
Penilaian
Melaksanakan
tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda.
3.2.
Metode
Pelatihan
Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa
kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
Belajar secara mandiri
Belajar secara
mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai dengan
kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara
bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat untuk
mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.
Belajar Berkelompok
Belajar
berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama secara teratur dan
berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki
prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan
interaksi antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.
Belajar terstruktur
Belajar
terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh
Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topic tertentu.
BAB IV
MATERI UNIT
KOMPETENSI
MENGUKUR DENGAN
MENGGUNAKAN ALAT UKUR
1. MEMBEDAKAN
SISTEM PENGUKURAN
Kualitas produk merupakan masalah yang
tidak bisa diabaikan, oleh karenanya pengetahuan tentang pengukuran yang
dilakukan terhadap benda kerja merupakan produk yang sangat vital dalam menjamin kualitas dari
produksi yang dihasilkan. Pengetahuan tentang pengukuran yang dimaksud adalah
pengetahuan teknik untuk melakukan pengukuran atas bagian-bagian dan suatu
benda hasil produksi, baik mengukur dimensi ataupun sifat geometris, berat,
temperatur, kekerasan dari suatu produk atau parts mesin dengan alat
dengan cara yang tepat, sehingga hasil
pengukurannya dianggap sebagai hasil yang paling dekat dengan ukuran
sesungguhnya.
1.1 Klasifikasi Pengukuran
Untuk
mendapatkan pengukuran dengan tepat, dituntut adanya pengetahuan dan kemampuan
mengoperasikannya yang memadai dan kemampuan untuk membedakan berbagai sistem
pengukuran sesuai dengan spesifikasi/geometris benda yang akan diukur. Dengan
kata lain setiap orang yang bekerja dalam bidang teknik harus mengetahui teknik
pengukuran yang mempunyai ruang Iingkup tentang bagaimana cara menggunakan alat
ukur dengan benar dan pengetahuan lain yang berkaitan erat dengan masalah
pengukuran. Hanya saja penggunaan alat ukur tersebut juga akan dipengaruhi oleh
berbagai hal diantaranya :
- Besar
benda yang akan diukur,
- kondisi (fisik) benda
yang akan diukur,
- posisi benda yang akan
diukur,
- Tingkat ketelitian yang
direncanakan
- efesien
- dsb
Dalam prakteknya pengkuran dapat
diklasifikasikan antara lain ;
- Panjang
- Berat
- Temperatur
- Sudut
- Kerataan
1.1.1 Mengukur Panjang
Bagian yang termasuk pada
klasifikasi pengukuran panjang adalah;
v diameter
v tebal
v tinggi
v lebar
v melingkar.
v Bidang.
Untuk mengukur panjang
dapat digunakan beberapa alat ukur, seperti: mistar baja, meteran gulung,
jangka sorong, jangka kaki, jangka bengkok, pengukur ketinggian, dan alat ukur
lainnya. Alat ukur ini termasuk pada pengukuran langsung. Dimana hasil
pengukurannya dapat dibaca langsung pada alat ukur tersebut. Semua alat ukur tersebut
hanya dibedakan oleh kapasitas alat ukur dan bentuk benda yang akan diukur.
Gambar 1 :
Penggaris panjang 6 inchi, 12 inchi, 30 milimeter
Gambar
2 : Meteran guilung dengan panjang 5 meter
Gambar
3 : Vernier Caliper (Jangka Sorong)
Gambar 4 : Mikrometer dengan kapasitas ukur 0 – 25
mm
1.1.2 Mengukur Berat
Gambar
5 : Neraca pengukur berat
Banyak tipe yang
digunakan dalam mengukur berat suatu benda pembacaan skala secara digital maupun secara manual. Demikian
juaga halnya dalam menghitung suatu berat benda juga tergantung kepada dimensi
benda yang diukur dan kapasitas dari alat ukur tersebut.
1.1.3
Mengukur Temperatur
Gambar
6 : Termometer
Pengukuran
temperatur dapat digunakan termometer atau alat yang sejenisnya. Alat ini dalam
pembacaannya tidak memerlukan suatu teknik yang khusus.
1.1.4 Pengukur
kerataan (Straiht gauge)
Gambar
7 : Pengukur kerataan
Pengukur kerataan (Straiht gauge) Dial Indicator digunakan
Dial Indicator untuk mengukur perbedaan ketinggian/set up mesin dan juga dapat
digunakan untuk mengukur kerataan.
1.1.5
Mengukur Sudut (Angle Measure)
Gambar 8 : Busur derajat
Busur sudut (Protractor ) digunakan untuk
menandai/mengukur suatu sudut atau kemiringan benda kerja. Alat lain yang juga
dapat digunakan yaitu kombinasi set (vernier,
Protractor)
1.2
Unit Pengukuran dan Konversi
Sistem pengukuran yang
digunakan khususnya dalam bidang teknik adalah sistem matrik dan ada juga yang
menggunakan sistem imperial (pembagaian dalam satuan Inggeris) khususnya
pengukuran panjang, berat, dan temperatur. Dasar dari unit pengukuran dalam
bidang keteknikan adalah:
Besaran
|
metrik
|
imperial
|
Panjang
Temperatur
Berat
|
meter (m)
Celcius (oC)
kilogram (kg)
|
feet
Fahtenheit
pound
|
1.2.1 Panjang
Mengukur panjang suatu
benda merupakan pengukuran yang dimulai dengan menarik garis dari sutu titik ke
titik ke dua dengan lurus atau dapat dikatakan suatu garis lurus. Jika
pengukuran yang dilakukan terhadap garis tengah lingkaran atau diameter pada
adasarnya adalah menarik garis lurus dari sisi pertama ke sisi yang lain
Dalam sistem matrik unit
yang sering digunakan dalam ilmu teknik dalam mengukur panjang adaah milimeter
(mm ). Dimana 1000 mm sama dengan I m
1000 mm = 1 m
Jika pengukuran
yang sangat panjang satuan yang digunakan adalah kilometer. Dimana 1000 meter sama
dengan satu kilometer.
1000 m = 1 km
Pada sistem Imperial, feet
merupakan satauan yang digunakan untuk
mengukur panjang dalam bengkel (workshop)
dan sebagian industri pemesinan. Pengukuran panjang yang ukuran pendek
digunakan satuan inchi (in atau “)
12”
= 1 ft
Satuan lain yang digunakan
dalam pengukuran panjang dalam sistim
imperial adalah yard (yd) dan mile
3 ft = 1 yd
5280 ft = 1 mile
Satuan
yang digunakan dalam satuan metrik dan imperial dapat dihitung dengan sistim
konversi faktor. Beberapa bengkel
(workshop) teknik untuk memudahkan dalam menerjemahkan/pembacaan ukuran
digunakan tabel konversi.
Dalam
prakteknya konversi antara ukuran metrik ke ukuran imperial atau sebaliknya,
hasil konversi untuk metrik digunakan dua angka debelakang koma sedangkan untuk
imperial digunakan 3 angka debelakang koma.
Untuk
konversi milimeter ke inchi, I in = 25,4 mm
Konversi
10 mm ke inchi.
10 mm : 25,4 = 0,394”
Konversi
44,45 mm ke dalam satuan inchi,
44,45 mm : 25,4
= 1,75”
Konversi
2” ke mm
2” X
25,4 = 50,8 mm
Pengukuran
yang menggunakan satuan imperial ukuran yang ditulis sering menggunakan
bilangan pecahan seperti ” jika ukurannya kurang dari satu.
Ukuran pada satuan inchi ditulis tidak
menggunakan bilangan berkoma/desimal tetapi dengan bilangan pecahan.
Konversi inchi
ke bialangan desimal
3 : 8 = 0,375 “
Jika
ukuran bilangan bulat dengan pecahan ( contoh 11/2 “). Untuk memudahkan dalam konversi bilangan ini dapat
dilakukan dengan cara menjadikan bilangan pecahan kedalam bilangan berkoma. Contoh:
Konversi
111/16” ke dalam
mm
Penyelesaian;
11/16” 11 : 16 = 0,688”
111/16” = 1,688”
v 1,688”
X 25,4 = 42,88 mm
Konversi feet ke meter dan milimeter, 1 m =
3,2808 ft
3’
: 3,2808 = 0,91441 m
= 914,41 mm
Bentuk
konversi yang sering digunakan dalam bengkel (workshop) adalah bengan cara
memisahkan konversi antara bilangan bulat dengan bilangan pecahan
Contoh;
Konversi
21/2” ke dalam Inchi
Penyelesaian;
1/2” = 12.7 mm
2” = 50,8 mm
21/2” = 63,50 mm
Konversi 12,54 mm ke inchi
Penyelesaian;
10 mm =
0,3937”
2
mm = 0,0787”
0,54 mm
= 0,0213”
12,54 mm = 0,4937”
1.2.2 Temperatur
Pengukuran temperatur satuan yang digunakan dalam satuan metrik adalah Celcius
(0C). Sistim imperial satuan yang digunakan adalah Fahrenheit (oF).
Pada sistim metrik temperatur sering juga disebut skala
perseratus. Celcius dan skala perseratus simbol yang digunakan sama.
Konversi
0C ke 0F
(0C
x ) + 32 = 0F
Konversi 0F ke 0C
(0F
– 32) X - 0C
Contoh;
Konversi
350C ke 0F
(0C x ) + 32 = 0F
(35 x ) + 32 = 0F
63 + 32 = 0F
65 = 0F
Konversi
1980F ke 0C
(0F – 32) X = 0C
(189 – 32) X = 0C
166 X = 0F
92,2 = 0F
1.2.3 Berat
Satuan untuk mengukur/menimbang berat yang digunakan dalam sistem metrik
adalah gram (g), kilogram (kg), dan ton. Konfersi gram ke
kilogram dan kilogram ke ton adalah;
1000 g = 1 kg
1000kg = 1 ton
Pada sistim imperial satuan untuk mengukur berat
adalah ounce (oz), pound (lb), dan ton (t).
16 oz = 1 lb
2240 lb = 1 t
Perubahan
kilogram ke pound, satu kilogram =
2.2046 pound
Konversi
80 kg ke pound
80 kg X 2,2046 = 176,4 lb
Perubahan
kilogram ke pound, satu kilogram =
2.2046 pound
Konversi
80 kg ke pound
80 kg X 2,2046 = 176,4 lb
Perubahan
pound ke kilogram, satu poung = 1/2.2046
kilogram
Konversi
210 pound ke kg
210 pound : 2,2046 = 95,3 kg
Perubahan
gram ke ounce, satu gram = 28,35 ounce
(oz)
Konversi
17,6 ounce ke gram
17,6 oz x 28,35 = 498,96 gr
Perubahan
ounce ke gram, satu ounce = 1/28,35 ounce (oz)
Konversi 453,6 gr ke oz
453,6 gr: 28,35 = 16 oz
PENGGUNAAN
ALAT UKUR
|
Fungsi bagian “Qulity Control”
pada aliran proses produksi
a. “Filter”, suatu produk
berkualitas dihasilkan dari bagian pemeriksa
mutu yang baik
b.
“ Effisiensi”, kesalahan –kesalahan dari
hasil proses diketahui sedini
mungkin
hingga menghemat waktu dan biaya
c.
Pengembangan, penelitian tentang
kecenderungan para konsumen dan
produk – produk baru melibatkan
bagian
bagian “Qulity Control.”
“Quality Control” pada produk permesinan
meliputi :
a.
Pengukuran :
-
dimensi ( ukuran langsung )
-
silinderis.
-
kesejajaran
-
dll.
b.
Pemeriksaan :
-
kerataan
-
kesikuan
-
memperbandingkan
Alat – alat untuk pengukuran
Alat untuk pengukuran
Pita pengukur
Pita pengukur dari kain
Skala dalam cm dengan
ketelitian 0,5 cm atau 1 cm
Rol meter kain
Panjang pit antara 10 m
sampai dengan 100 meter.
Digunakan pada pengukuran obyek yang panjang,
misalnya :
Luas ruangan / bangunan.
Rol meter pelat.
Terbuat
dari pelat baja pegas, ukuran bervariasi 1m atau 2m.
Digunakan pada pengukuran
kerja kayu dan lainnya.
|
.
.
.
|
Mistar
Mistar gambar
Terbuat dari plastik,
kayu atau logam. Digunakan untuk mengambar pada kertas.
Mistar lipat
Dibuat dari
bahan kayu,plastik, baja atau logam ringan.
Panjang 1m dengan 10
lipatan, ketelitian 1 mm.
Digunakan pada
pertukangan kayu.
Mistar baja
Dibuat dari pelat baja pegas
Ketelitian 0,5 mm,
digunakan untuk mengukur panjang
Contoh penggunaan :
Merngukur panjang benda
kerja.
Mengukur panjang bidang bertingkat.
Jangka Sorong
Jangka sorong sederhana
Digunakan untuk
mengukur dimensi luar dan dalam
pada bentuk sederhana.
Ketelitian 0,02 mm dan
1/1000 inchi.
Pada gambar terlihat nama bagian
jangka sorong.
1. Rahang tetap
2. Rahang jalan.
3. Baut pengikat.
4. Skala nonius.
5. Skala utama.
6. Rahang tetap.
7. Rahang gerak.
8. Pengukur kedalaman.
Jangka sorong serbaguna.
Digunakan untuk mengukur
dimensi luar dan dalam, kedalaman, dan bidang step (bertingkat / alur ).
Ketelitian 0,02 mm dan
1/128 inchi.
Jangka sorong rahang ganda
Digunakan untuk mengukur
bidang – bidang celah dan alur.
Untuk mengukur ukuran
dalam hasilnya harus ditambah 10 mm.
Jangka sorong kedalaman
Digunakan
untuk mengukur kedalaman suatu lubang, alur atau celah dan bidang – bidang
yang bertinggkat.
Contoh jangka sorong
kedalaman :
Untuk mengukur dalam
lubang atau alur.
Untuk mengukur lebar aluar dalam.
Untuk mengukur kedalaman alur pasak.
Jangka sorong dengan
jarum penunjuk (dial)
Dial berfungsi untuk
mempererat pembacaan
Dan menambah
ketelitian dalam membaca ketelitian 0,02 mm
Jangka sorong angka (
digital )
Alat ini membaca langsung
hasil pengukuran
Dengan ketelitian 0,01 mm dan 0,0005 inchi
Menghitung ketelitian jangka sorong
Rahang jangka sorong dirapatkan
sehingga
nol
pada skala utama
segaris dengan nol
pada skala nominal.
Jumlah
skala nonius dibandingkan dengan
Skala utama.Selisih antara skala utama dan skala nonius
Adalah ketelitian jangka sorong.
Macam ketelitian jangka sorong
1/10 = 0,1 mm; 1/20 = 0,05 mm;
1/50 = 0,02 mm.
Skala nonius : pembagian garis
– garisnya lebih pendek dari
skala utama.
Perbedaan dari kedua skala ini adalah untuk
Memungkinkan mengukur lebih teliti.
Macam ketelitiannya :
1/10 = 0,1 mm; 1/20 = 0,05 mm; 1/50
= 0,02 mm
Skala nonius dalam 1/50 mm dalam
49 mm pada skala utama dibagi
pada skala dalam
Skala nonius,49 mm dibagi pada skala
utama
dalam 50 bagian yang sama.
Jadi satu skala panjangnya : 549 mm ; 50 = 49/50
= 0,98 mm.
Satu bagian skala utama mempunyai
panjang
1 mm. Selisih dari kedua skala ini (
ketelitian )
= 1 mm – 0,98 = 0,02 mm.
Skala nonius
1/10 mm dalam 9 mm
pada skala utama didalam
skala nonius, 9 mm
dibagi pada skala
utama dalam 10 bagian yang sama.
Jadi satu skala panjangnya: 9 mm :
10 = 9/10
= 0,9 mm.
Satu skala utama mempunyai panjang
1 mm. Ketelitiannya = 1mm – 0,9 mm = 0,1 mm.
Skala nonius 1/10 mm dalam 19 mm
pada skala utama didalam skala nonius,
19 mm dibagi pada slaka utama dalam 10 bagian yang sama.
Jadi satu skala panjangnya ; 19 mm
: 10 = 19/20 = 1,9 mm. Dua
bagian skala utama mempunyai panjang 2 mm.
Ketelitiannya = 2 mm – 1,9 mm = 0,1
mm pada jangka sorong jenis mm lebih jelas pembacaannya.
Skala nonius 1/20 mm dalam 19 mm
pada skala uatama didalam nonius, 19 mm pada
Skala utama dalam 20 bagian yang
sama.
Satu skala panjangnya ; 19 mm : 20
= 49/20 = 0,95 mm.
Satu bagian skala utama mempunyai
panjang 1 mm. Selisih dari kedua skala ini ( ketelitian )
= 1mm – 0,95 = 0,05 mm.
Contoh pembacaan ukuran :
8 mm + 0,85 mm = 8,85 mm.
11
mm + 0,95 mm + 11,95 mm
8 mm + ( 9 x 0,02 ) mm
= 8,18 mm
Contoh pengukuran jarak lubang dengan
menggunanakan jangka sorong :
D1 + D2
M = A
- --------------
2
D1 +
D2
M = B
+ --------------
2
A + B
M =
-------------
2
Pada gambar
terlihat posisi pengukur kedalaman yang tidak tegak lurus
terhadap benda ukuran.
Contoh jangka sorong
untuk yang lain dan khusus :
Jangka sorong dengan
rahang sendi ( “Swing Jaw “ )
Jangka sorong dengan
rahang alur radius
( “Hollowed Jaw” )
Mikro meter
Mikro meter luar
Digunakan untuk mengukur
ukuran luar benda seperti : diameter luar, panjang atau lebar. Daerah
pengukuran (range) biasanya :
0 – 25; 25 –
50; 50 – 75; 75 – 100 tergantung dari ukuran benda
kerja.
Pada gambar
terlihat nama bagian micrometer :
1.
Bingkai
2.
Landasan
tetap
3.
Batang
pengukur.
4.
Rahang
yang bergerak.
5.
rahang
tetap.
6.
Bidal/sarung
pengukur.
7.
Laras
skala.
8.
Penahan
panas.
9.
Gigi
geser.
10.
Tangkai
pengunci.
Menghitung ketelitian micrometer
Kisar batang pengukur
Ketelitian = ----------------------------------------
Jumlah bagian (divisi)
yang sama
Pada keliling sarung
pengukur.
Kisar batang pengukur biasanya =
0,5 mm.
Bila jumlah bagian
(divisi) yang sama pada sarung pengukur : 50 bagian, berarti ketelitiannya 1
bagian =0,5/50 = 50/100 : 50
= 1/100 mm = 0,01 mm.
Contoh pembacaan ukuran :
Jumlah + tengahan
+ peratusan dari sarung
(mm)
(mm) pengukur.
6 0 0,15
_____________________________________
6,15
Jumlah +
tengahan + peratusan
dari
Sarung pengukur
(mm) (mm)
6 0,5 0,15
6,65
Pada gambar terlihat
ukuran yang tidak tepat berada pada garis yang terbaca langsung :
18 + 0,5
+ 0,13 = 18,63 mm dan
18 + 0,5
+ 0,14 + 18,64 mm
berarati ukurannya = 18,63 mm
~ 18,64 mm
Jenis ketelitian
mikrometer
Mikrometer
dengan ketelitian 0,002
mm disebut juga mikrometer penunjukkan angka.
Mikrometer
pembacaan langsung dengan ketelitian 0,001 mm.
Untuk benda kecil,
benda kerja dipegang dengan tangan kiri dan mikrometer
dengan tangan kanan.
Untuk benda masal
dan sejenis, mikrometer dijepit pada
alat pemegang mikrometer.
Benda kerja
dipegang dengan tangan kiri.
Tangan
kanan memutar poros mikrometer.
Mikrometer dalam digunakan
untuk
Mengukur
diameter lubang dengan ketelitian tinggi.
Ketelitian
dalam mm : 0,01 ; 0,005; 0,02 dan 0,001.
Mikrometer dibuat
dengan tiga titik kontak pengukuran sehingga dapat memusat
sendiri
Dan
hasil pengukuran tepat.
Pada
gambar terlihat penunjukkan penampang konstruksi mikrometer dalam.
1. Pena
pengukur tiga titik.
2. pegas
tarik.
3. batang
ulir pengukur.
Pada gambar telihat penunjukkan penampang konstruksi mikrometer dalam untuk
satu titik kontak.
Mikrometer
dalam jenis lain digunakan untuk
Mengukur lubang
bertingkat, lubang buntu, alur
dan celah.
Perbedaan dengan
mikrometer yang lain terletak pada
ujung depan yang
rata, sehingga
memungkinkan dapat masuk sampai ke dasar lubang.
3.1.4.2.1. Mikrometer ulir
Digunakan
untuk mengukur ulir luar maupun
Ulir
dalam.
Ukuran
( dimensi ) yang dapat diukur adalah :
Diameter
terbesar ulir luar.
Diameter
terbesar ulir dalam.
Diameter
terkecil ulir luar.
Diameter
terkecil ulir dalam.
Diameter tengah ulir
luar.
Diameter
tengah ulir dalam.
Pada gambar
terlihat mikrometer ulir dalam untuk
pengukuran ulir dengan
diameter nominal lebih besar dari 75 mm.
Mikrometer Alur Luar
Digunakan
untuk mengukur diameter alur celah.
Mikrometer
pengukur permukaan
Digunakan untuk mengukur kerataan atau memeriksa kesejajaran.
Karena bidang kontak
kecil ujung rahang dibuat bola dengan R 3,5 mm.
Mikrometer untuk mengukur dinding silinder
Landasan yang
berbentuk radius dapat masuk ke dalam
lubang.
Ketelitiannya 0,01 mm, dengan kemampuan ukur 25 mm.
Mikrometer Kedalaman.
Digunakan
untuk mengukur kedalaman lubang, alur, celah dan ketinggian.
Pada gambar
terlihat mikrometer yang digunakan untuk mengukur kedalaman alur pasak.
Cara
mengukur kedalaman alur pasak :
·
Awal penyentuhan alat ukur
terhadap
Permukaan benda ; 1,15 mm.
·
Pengukuran dalam alur = 4,30 mm
·
Berarti kedalaman
alur = 4,3 – 1,15
=
3,15 mm.
Mikrometer pengukur pisau frais.
Digunakan untuk mengukur ketebalan pisau frais.
Mikrometer
ini digunakan untuk mengukur pisau frais jari.
Mikrometer
ini digunakan untuk mengukur diameter luar benda kerja yang beralur.
Mikrometer
untuk mengukur picth ( kisar )
Digunakan
untuk mengukur jarak antara alur satu ke alu lain dengan modul diatas 0,7 mm.
Telescopic gauge.
Digunakan
untuk memindahkan ukuran lubang bulat, oval, persegi maupun alur, kemudian diukur dengan mikrometer luar.
Alat Pemeriksa.
Pisau
kerataan.
Digunakan
untuk memeriksa kerataan permukaan dengan dilihat langsung.
Pemeriksaan
dilakukan terhadap permukaan secara
berulang – ulang arah
Mal Pahat Ulir Trapesium.
Digunakan
untuk memeriksa ketepatan bentuk pahat ulir trapesium, pahat ulir segiempat, ulir metrik dan whitworth.
Pengukur sudut ( busur )
Pengukur
sudut sederhans tanpa skala
Digunakan
untuk memindahkan sudut dari benda kerja yang satu ke benda kerja yan
lainnya.
Pengukur sudut dengan
skala ( Protractor )
Ketelitian
skala adalah 1 derajat ( 1°
), dapat
Diputar
kakinya sesuai dengan kebutuhan.
Pengukur
sudut dengan skala nonius
Ketelitian
skala sampai 5 menit (5’).
Digunakan untuk sudut – sudut yang presisi.
Disebut
juga “bevel protractor”.
Ketelitian
Skala :
23° skala utama = 12 bagian skala nonius.
Jadi
1 bagian skala nonius = (23°
x 60) / 12 =115 ‘
Ketelitian
: 2° - 115”
: 5’
24 bagian skala
nonius didalam 23°/24 = 57’30”.
Satu
bagian skala utama mempunyai sudut 1°.
Selisih ke dua
skala (ketelitian) = 1° - 57’30” =2’30”.
Pemeriksaan radius
Digunakan
untuk memeriksa radius luar maupun dalam.
Contoh
hasil pemeriksaan :
Radius
benda tepat.
Jam penunjuk ( “Dial
Indikator” )
Digunakan untuk
memeriksa kerataan
permukaan, kelurusan atau kemiringan
suatu bidang terhadap bidang patokan tertentu, juga silindritas benda silider
( bulat ).
Jam penunjuk tipe tusuk
Digunakan untuk
memeriksa kemiringan,
ketirusan suatu bidang
terhadap bidang patokan .
Jam penunjuk tipe jarum /
tuas
Digunakan
untuk memeriksa diameter dalam (lubang); kesatusumbuan,kerataan permukaan
Ketelitian
dial tipe tusuk.
a. Ketelitain
0,01 mm
b. Ketelitian
0,001 mm
Ketelitian
Dial tipe jarum / tuas.
a. Ketelitian
0,01 mm.
b. Ketelitian
0,002 mm.
Nama
bagian jam penunjuk ( Dial Indikator )
a. Skala
penunjukkan ukuran perseratusan
dan persepuluhan.
b. Skala
penunjukan ukuran persatu milimiter
c. Batang
pemeriksa.
d. Jarum
/ tuas pemeriksa.
Jenis
tuas / jarum pemeriksa ;
a. Dengan
radius Ø 1 mm.
b. Dengan
radius Ø 2 mm.
c. Dengan
radius Ø 3 mm.
|
BAB V
SUMBER-SUMBER
YANG DIPERLUKAN
UNTUK PENCAPAIAN
KOMPETENSI
5.1.
Sumber
Daya Manusia
Pelatih
Pelatih Anda dipilih
karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk :
a.
Membantu
Anda untuk merencanakan proses belajar.
b.
Membimbing
Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar.
c.
Membantu
Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab pertanyaan Anda
mengenai proses belajar Anda.
d.
Membantu
anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang Anda perlukan
untuk belajar Anda.
e.
Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f.
Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk
membantu jika diperlukan.
Penilai
Penilai Anda
melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja. Penilai akan :
- Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan Anda.
- Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda.
- Mencatat pencapaian / perolehan Anda.
Teman
kerja/sesama peserta pelatihan
Teman kerja
Anda/sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan bantuan. Anda
juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan
menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan
belajar/kerja Anda dan dapat meningkatkan pengalaman belajar Anda.
5.2.
Sumber-sumber
Perpustakaan
Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses
pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman Belajar ini.
Sumber-sumber tersebut
dapat meliputi :
1.
Buku
referensi dari perusahan
2.
Lembar
kerja
3.
Gambar
4.
Contoh
tugas kerja
5.
Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain.
Ada beberapa
sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu peserta
pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi.
Prinsip-prinsip
dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-sumber yang
terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk
menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau jika ternyata
sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak
tersedia/tidak ada.
Sumber-sumber
bacaan yang dapat digunakan :
Judul
Pengarang
Penerbit
Judul
Pengarang
Penerbit
Judul
Pengarang
Penerbit
|
:
:
:
:
:
:
:
:
:
|
Teori Pengukuran
POLMAN
POLMAN
Fitting and Machining
Ron Culley
Teknik Pengukuran ( Metrologi
Industri )
Drs. Taufik Rochim dan
Soetarto S.M
Dikmenjur.
|
5.3.
Daftar
Peralatan/Mesin dan Bahan
- Jangka sorong ketelitian : 0,05mm dan 0,02mm
- Micro meter luar ketelitian : 0,01 mm dan 0,001 mm
- Micro meter dalam ketelitian : 0,01 mm dan 0,001 mm
- Busur derajat ketelitan : 1°
- Bovel protektor ketelitian : 5°
- Telescoping
- Dial test indikator ketelitian : 0,01 mm
No comments:
Post a Comment